Sempat Disebut Gila, Petani Furusato Indonesia Berhasil Kembangkan Melon Pegunungan

Sempat Disebut Gila, Petani Furusato Indonesia Berhasil Kembangkan Melon Pegunungan

Administrator
Administrator
Dipublikasikan pada

TIMESINDONESIA, BATU – Pernah mendengar budidaya tanaman Melon di dataran tinggi? Furusato Indonesia Farm di Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu saat ini sedang mengembangkan budidaya tanaman melon di dataran tinggi atau Melon Pengunungan.

Jika selama ini Melon ditanam di dataran rendah, Furusato menanam melon di ketinggian 900 hingga 1200 meter diatas permukaan laut (DPL). Langkah ini sempat menuai cemohan dari banyak orang, bahkan ada yang menyebut tindakan yang dilakukan adalah tindakan gila.

Namun, hal tersebut tidak menyurutkan petani dan peneliti Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan di Jepang ini untuk melakukan penelitian. Tiga tahun melakukannya, akhirnya penelitian ini berhasil.

“Kita yakin akan berhasil dalam penelitian ini, karena tanaman yang sama juga berhasil ditanam di Tara Town Jepang yang kondisi geografisnya sama dengan Kota Batu. Ke depan selepas keberhasilan ini, kita akan perbanyak produk hasil buminya, kemudian kita jual ke orang Jepang yang ada di Indonesia, karena mereka membutuhkan hasil bumi yang standarisasinya tinggi,” ujar Penanggung Jawab Furusato Indonesia Farm, Irwan Ardianto.

Diatas lahan seluas 7800 meter persegi, para petani Furusato mengembangkan penelitian pada tiga green house yang ada.

“Kita sempat disebut orang gila, karena menanam melon didataran tinggi. Upaya kita baru terlihat tahun ketiga ini, net (jaring) melon mulai terlihat, dagingnya juga mulai tebal, cita rasanya mulai manis, ruang hampanya pun mulai sempurna,” ujar Irwan.

Berhasil membudidayakan melon di dalam green house, para petani pun mulai mengembangkan di luar green house dan menunjukkan keberhasilan 30 persen. Cara-cara pertanian organic yang dilakukan ternyata juga bisa diterapkan.

“Namun masih belum bisa dikatakan berhasil dan cukup, karena harus kita bawah ke laboratorium untuk melihat kualitas buah ini. Kita katakan organic kalau memang tidak ada kandungan pestisidanya, kita bisa jaga lahan kita bebas pestisida, namun masih ada lahan lain disekitar kita yang mungkin masih mengunakan obat-obat kimia,” ujar Irwan.

Begitu laboratorium menyatakan organic, maka buah melon ini akan diperbanyak. Ditempat ini bukan hanya melon yang dibudidayakan, namun petani juga membudidayakan strawberry dan tomat cherry yang juga dikonsumsi warga Jepang.

Langkah para petani ini mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Batu. Ia ingin melihat Kebun Penelitian Furosato Indonesia yang berada di Jl Langsep, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji yang membudidayakan buah ini di dataran tinggi.

Bahkan Buah Melon yang dihasilkan ini ditanam secara organik dan memiliki kualitas yang bagus yang sesuai dengan standart konsumen di Jepang. Hari ini (6/11/2020) Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi berkunjung ke Kebun Penelitian Furosato Indonesia ini.

Wali Kota melihat langsung proses penanaman buah Melon, Strawberry dan Tomat Cherry yang dikembangkan di kebun ini. Selain sebagai tempat edukasi pertanian, kebun penelitian ini menjadi tempat pemasaran buah yang segmen pasarnya adalah warga Jepang di Indonesia.

“Meskipun ini masih percobaan, Alhamdulillah sudah berjalan 30 persen untuk Melon Pengunungan, ada titik terang keberhasilannya, semoga bisa 100 persen, kita berharap pertanian dengan cara Furusato Indonesia bisa diterapkan di Kota Batu,” ujar Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi. (*)

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/308185/